Salah satu tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di era digital adalah bagaimana memanfaatkan e-commerce sebagai sarana pemasaran dan penjualan produk. E-commerce memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan omset, jangkauan, dan loyalitas pelanggan UMKM, tetapi juga membutuhkan keterampilan dan strategi yang tepat untuk mengelolanya secara efektif.
Untuk membantu UMKM mengembangkan kemampuan pengelolaan e-commerce, beberapa lembaga dan organisasi menyediakan program pendampingan yang berisi pelatihan, bimbingan, dan fasilitas pendukung. Program pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk, layanan, dan manajemen UMKM, serta memberikan akses ke pasar online yang lebih luas dan kompetitif.
Beberapa contoh program pendampingan UMKM pengelolaan e-commerce yang dibahas dalam seminar ini yaitu:
– Program E-Commerce Enabler dari Kementerian Koperasi dan UKM, yang bekerja sama dengan platform e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, Blibli, dan JD.ID. Program ini memberikan bantuan berupa pelatihan online dan offline, konsultasi bisnis, bantuan logistik, serta insentif biaya transaksi dan promosi.
– Program E-Commerce Academy dari Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), yang menyelenggarakan workshop, webinar, dan kelas online tentang berbagai topik seputar e-commerce, seperti branding, digital marketing, customer service, analisis data, hingga manajemen keuangan.
– Program E-Commerce Incubator dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), yang menggandeng beberapa mitra seperti Google, Facebook, Amazon Web Services, dan Gojek.
Program-program pendampingan UMKM pengelolaan e-commerce ini dapat menjadi solusi bagi UMKM yang ingin meningkatkan penjualan melalui e-commerce. Dengan mengikuti program ini, UMKM dapat belajar dari para ahli dan praktisi e-commerce, serta mendapatkan bantuan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan bisnis online mereka.
sesi foto bersama setelah selesai pelaksanaan Pendampingan UMKM pengelolaan E-Commerce
